4/07/2008

Ampuni Aku ya Alloh, telah membunuhnya...

Bener2 peristiwa yang sangat mengerikan...saat aq sadar, bahwa aq sudah jadi seorang pembunuh!
Sebenarnya pagi itu aq masih ingin tidur lagi, mungkin kecapekan sepulang outbond kemaren. Lagian anak2 masih terlelap, mungkin mereka tau ini masih hari libur. Tapi karena suami dah laper, buru2 aq urungkan niatku. Bergegas aq ambil motor di garasi, dan meluncur ke tukang sayur yang biasa mangkal di samping masjid Adz dzikra, masjid kebanggan di kompleks kami. Setelah aq pilih bahan2 yang diperlukan untuk masak hari ini, aq bergegas pulang. Biar suamiku gak harus nunggu lama untuk menyantap sarapan pagi.
Tetapi di jalan aq melihat Ayub, temanku yg menikah kmrn. aq segera menepikan motorku di samping dia berdiri dan mematikan mesin. Aq ngobrol dengan dia tanpa turun dari motor, menanyakan acara kmrn, dan acara ngunduh mantu yg akan diadakan di rumahnya hari ini. Aq katakan padanya, klo mungkin nanti ke rumahnya agak sorean, karena kami mo ke masjid, menghadiri acara Maulid Nabi+Lomba Tumpeng antar RT. dia mempersilahkan. Karena aq merasa cukup berbicara denganku, aq segera pamit. dan langsung menghidupkan mesin dan mulai menjalankan mio-ku. Baru beberapa meter aq berjalan, kudengar Ayub berteriak memanggilku. buru2 aq menghentikan motorku, dan menoleh ke arahnya. Masya Alloh! di samping dia berdiri ada seekor kucing kecil menggelepar-gelepar. Aq buru2 berlari ke arahnya. Ya Robb! ternyata aku telah melindasnya. Tanpa aq sengaja, sewaktu aq ngobrol dengan Ayub, binatang yang kecil dan lucu itu berteduh di depan roda belakang motorku. dan ketika aq menjalankan motorku, jless...aq telah melindasnya. tepat di lehernya...darah mengujur deras dan badannya menggelepar. Ya Alloh..dia sedang mengalami sakaratul maut...aq gak bisa melakukan apa2. hanya bisa tertegun dan memandangi hewan kecil itu. Kakiku gemetar, badanku lemas. Baru kali ini aq mengalami hal seperti ini. Ayub berteriak memanggil kakaknya yang sedang berada di rumah ibu Sri, ketua majelis ta'lim Az-Zahra. kelompok ngajiku. "gimana nih.." teriakku gak tahan. "tunggu dulu mbak.."kakak Ayub berusaha menenangkanku. Tak berapa lama tubuh kucing itu diam, tak bergerak lagi. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.." gumamku lirih. Aq sudah membunuhnya..."Ampuni aq ya Robbi..Maafkan aq ya Rasul, telah membunuh hewan kesayangan-mu.."keluhku dalam hati. Kenapa aq td langsung menjalankan motorku..kenapa aq gak memeriksa dulu di dekat ban motorku ada hewan atau tidak. kenapa..?kenapa..?rutukku menyalahkan diriku sendiri. Kakaknya Ayub mengambil selembar daun pisang dan memindahkan tubuh kucing itu di atasnya. dia sudah bersiap-siap menguburkan kucing itu sebagaimana mestinya. "sebentar mas, aq ambil kain putih dulu di rumah" buru2 aq berjalan ke rumahku yang tidak jauh dari bu sri. aq memang sengaja gak memakai motor, aq masih trauma. sesampai di rumah, aq ubrak-abrik tumpukan kotak yang biasa aq pakai untuk menyimpan jilbab+seprai+baju2 Sikka dan Ayla yang sudah tidak terpakai. Biar gak menuh2in lemari pakaian. kotak2 itu sengaja aq letakkan di kamar Sikka. Suamiku kaget, dan menanyakan apa yg terjadi. Sambil mencari jilbab putih yang aq maksud, aq menceritakan kejadiannya secara singkat. "Mama yang salah, jadi mama yang harus bertanggung jawab, ya udah diselesaikan aja sendiri". Hatiku mendidih, Aq berharap dia mau menolongku, setidaknya menghiburku. Aq terluka...tapi aq diam saja. ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar. Setengah berlari, Aq menuju TPK (Tempat Kejadian Perkara). Aq menyerahkan jilbab itu pada kakaknya Ayub, dan dia segera menggunakannya sebagai kain kafan untuk membungkus mayat kucing itu+menguburkannya.
Kudengar ada suara tangisan dari terasnya bu Sri, aq segera masuk ke dalam terasnya. Kulihat putri bungsu bu Sri menangis sejadi-jadinya. Robbi..ternyata kucing yang kutabrak tadi adalah kucing kesayangannya. Rasa bersalahku menjadi-jadi. Aq meminta maaf berkali-kali kepada Ibu Sri, Suaminya dan putri bungsunya. "Nggak apa-apa bu, kan nggak sengaja. yang penting sudah dikubur secara benar. kan kucing adalah hewan kesangannya Rosulullah.." kata bu Sri menenangkanku. "sudah dek..hewan kan juga ada takdirnya..Alloh sudah menghendaki dia kembali kepada-Nya" bu Sri berkata sambil mengusap pundah anaknya. Ternyata ada 2 kesalahan yang telah aq lakukan : menabrak seekor kucing dan menyakiti hati seorang gadis. Ampuni aq ya Alloh...
Pagi ini aq gak selera makan sama sekali..
Jam 10 aq sholat dzuha, aq berdoa mohon ampun atas kesalahan yang baru saja aq lakukan. Lalu kami ke masjid, menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pilu hati ini..di hari aq merayakan kelahiran Beliau, di hari itu pula aq telah membunuh hewan kesayangan Beliau..aq lihat ibu Sri sudah sibuk di samping tumpeng2 yang akan dilombakan yang diletakkan di teras samping masjid. Sekali lagi, aq menanyakan kondisi putrinya, aq kuatir dia masih sedih dan shock. "nggak papa kok bu, sebentar lagi jg pasti udah lupa.." kata bu Sri menenangkanku sekali lagi.
Kami mengikuti tausiyah yang diberikan oleh ustadz Let.Kol. TNI AU Dr. Kemalsyah Al Habsyi, M. Ag. dengan seksama, digambarkan lagi akhlaq Rasulullah SAW. tak terasa air mataku meleleh...Aq bertekad memperbaiki tingkah lakuku..akhlaq-ku...
Ternyata sampe sore aq masih kepikiran incident tadi pagi, terpaksa kami terlambat datang ke acaranya Ayub. sewaktu kami datang, dia+istrinya sudah diboyong kembali ke Mampang. Yach...minimal kami sudah datang dan bersilaturrahim dengan keluarganya. Kami menghibur diri dengan menengok keluarga mas Azis (pegawai koperasi di kantorku), istrinya baru aja melahirkan. Anaknya lucu...
Ya Alloh..berikan kesempatan kepada kami untuk menghapus segala kejelekan yang ada pada diri kami dengan memperbanyak amal kebaikan...

1 comment:

Fivy said...

Ih... Yusi... aku yang baca ini-pun pengin ikut nangis...

Yusi.., bbrp wkt lalu aku ingin silaturahim ke rumah. Tp di telp rumah n HP tdk bs semua...