3/04/2008

Komentar Film "Ayat-Ayat Cinta"

Baru sempet bikin komen film Ayat-Ayat Cinta besutan Hanung Bramantyo yang dibintangi artis-artis seperti Riyanti Cartwright, Fedi Nuril, Carissa, Zaskia Adya Mecca, Melanie Putri, dll, yang diangkat dari novel karya Habiburahman el Shirazi.
Memang, sejak awal berita novel ini akan difilmkan, banyak orang meragukan filmnya tak akan sebagus novelnya. mungkin termasuk aq. soalnya novel tuh TOP BEGETE. Bru baca novelnya aja, dah bisa menitikkan air mata. 5 jam aq baca novel tersebut, dari jam 11 malam mpe jam 4 pagi. weleh2...


Setelah nonton, kesanku..
Pertama, adegan2 awal aq ngerasa agak boring/garing, kayak kurang greget. tapi 1/3 bagian kemudian dah asyik kok.

Kedua, banyak adegan dalam film yg gak sesuai dengan isi novel. Contoh : di Film tersebut Noura memberikan surat ke Fahri sendiri, di novel surat itu dititipkan ke Syeh Ahmad, di film tersebut Maria sempet hidup bersama dengan Fahri dan Aisha, di novel Maria tidak sempat hidup bersama dengan Fahri dan Aisha, dan masih banyak adegan yg mengalami improvisasi dari pembuat film. Sebenarnya aq berharap kata-kata puitis yg ada di novel jg dimasukkan di filmnya, tapi ternyata banyak yg dibuang. Padahal kata-kata tersebut sangat menyentuh hati.

Ketiga, ketika baca novelnya, aq menganggap nasib Maria terlampau tragis, tapi alhamdulillah di film Maria diberi kesempatan untuk menjalani hari2 bahagia bersama Fahri dan Aisha, walaupun cuma sebentar.

Keempat, Sayang sekali pemandangan alam dan segala hal yang berkenaan dengan Mesir sangat minim. Kurang diexplore. Terlihat sangat parsial, hanya digambarkan sungai Nil, padang pasir dan onta. Selebihnya kota Kairo dan kampus Al Azhar, itupun tetap kurang maksimal. Padahal aq membayangkan kota Mesir divisualisasikan secara indah, dishoot dari atas/helicopter, pasti akan sangat memukau.

Kelima, pesan poligami yang diangkat di film ini. Ada keharuan, ada kelucuan, juga perselisihan antara Aisha dan Maria. Juga bagaimana bingung dan capeknya Fahri menghadapi dua isterinya itu.

Keenam, film ini bisa jadi alternatif tayangan bermutu karena sarat pesan moral. Mengingat sudah lama sekali negeri ini tidak memproduksi film-film bernuansa religi dengan kualitas yang cukup mengundang decak kagum.

So..Selamat untuk Kang Abik dan Hanung Bramantyo...

No comments: